Masyarakat tampaknya harus tetap waspada akan perkembangan kasus Covid-19. Baru saja lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta mereda, kini masyarakat diminta waspada akan hadirnya varian baru virus Covid-19 yang diberi nama varian Mu. WHO sendiri telah memasukkan varian Mu ke dalam kategori variant of interest yang berarti bahwa varian virus ini memiliki kemampuan genetik yang dapat memengaruhi karakteristik virus. Virus yang masuk kategori ini dianggap dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit, penurunan kekebalan, penularan hingga memengaruhi metode diagnostik dan pengobatan. Lalu, benarkah varian Mu lebih berbahaya dari varian Delta?
Masih dalam pengamatan
Varian Mu pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021. Hingga September 2021 varian ini sudah terdeteksi di 43 negara dan masuk ke dalam variant of interest (VoI) versi WHO. Dilansir dari WebMD, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang mengindikasikan potensi lolos dari sistem kekebalan tubuh. Data awal varian Mu atau yang dikenal dengan nama B.1.621 mungkin dapat menghindari antibodi pada tingkat yang mirip dengan varian Beta (B.1.351).
Di Kolombia sendiri, hingga saat ini kenaikan kasus Covid-19 belum menunjukkan adanya penurunan. Diduga kenaikan kasus ini berkaitan dengan meluasnya varian Mu di negara tersebut. Menurut data WHO, setelah ditemukannya varian Mu ini kasus konfirmasi positif di Kolombia meningkat hingga sekitar 39% dan 13% untuk di Ekuador.
Benarkah lebih kebal terhadap vaksin?
Selama ini vaksin Covid yang diberikan pada masyarakat bekerja dengan mengenalkan sistem imun kita pada virus agar sistem kekebalan tubuh dapat mengenali virus jika terpapar. Ketika suatu varian mengalami perubahan signifikan pada bagian proteinnya, maka hal ini dapat membuat sistem imun tubuh tidak mengenali varian baru tersebut sehingga antibodi yang terbentuk kurang efektif untuk melawan virus tersebut.
Berdasarkan update mingguan yang dirilis WHO, data awal mengenai varian Mu ini disebut dapat menghindari antobodi yang didapatkan dari vaksin yang sudah beredar. Mutasi yang ada di varian Mu ini berpotensi menurunkan kemampuan respon imun terhadap Covid-19. Meskipun demikian, WHO menyatakan masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal tersebut.
Benarkah Varian Mu lebih menular?
Hingga saat ini varian Mu masih dalam tahap penelitian. Untuk sementara, para ahli menjadikan varian Delta sebagai tolok ukur perbandingan tingkat penularan dengan varian lainnya. WHO memasukkan varian Mu ke dalam variant of interest, bukan variant of concern seperti varian virus Delta. Secara global varian Delta menyumbang lebih dari 50% infeksi berurutan secara global dalam pandemi Covid-19. Sedangkan varian Mu diketahui masih terpusat di wilayah Kolombia dan secara global menginfeksi kurang dari 1 persen total kasus konfirmasi positif menurut data per September 2021. Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini belum terdapat cukup buki bahwa varian Mu lebih menular atau lebih berbahaya dibanding varian Delta maupun varian lainnya.
Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta untuk melakukan kegiatan preventif agar penularan tidak semakin meluas. Masyarakat tetap diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak dan melakukan vaksinasi.
Writer: Ratih
Edited By: dr. Ayu Munawaroh
Last Updated: 12-Oct-2021
Sumber:
- WHO. Tracking SARS-CoV-2 variants (2021). Available from: https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/.
- United Nations: Regional Information Centre for Western Europe. COVID-19: What is the Mu variant? (2021). Available from: https://unric.org/en/covid-19-what-is-the-mu-variant/.